Senin, 10 Agustus 2009

Esia Raih Most Recommended Brand



Mereka yang berprestasi, mereka pasti menerima penghargaan. 

Demikian pula dengan Esia, layanan telekomunikasi hemat milik PT. Bakrie Telecom, Tbk berhasil meraih penghargaan The Most Recommended Brand pada ajang The Word of Mouth Marketing Award (WOMMA) 2009.

Penghargaan ini diberikan oleh majalah SWA setiap tahunnya kepada perusahaan-perusahaan yang mampu mewujudkan penerapan terbaik pemasaran dari mulut ke mulut (word of mouth).

(foto diunduh dari bakrietelecomblog.com)

Selengkapnya...

Ada Asuransi bagi Pengguna Esia GOGO!!


GOGO, pernah denger khan kata itu? Bukan gogo (jawa, yang berarti menyelam) akan tetapi ini merupakan fitur punya Esia. Nah sekarang pertanyaannya, pernah pake fitur GOGO kan? Itu tuh, fitur yang digunakan oleh pelanggan Esia ketika berpergian keluar kota, sehingga tetap bisa menghubungi dan dihubungi. Untuk kamu pelanggan Esia yang setia dengan fitur GOGO, ini ada kabar gembira.

Bakrie Telecom bekerjasama dengan PT Asuransi Jiwa Mega Life dalam bentuk perlindungan asuransi kepada pelanggan Esia yang menggunakan fitur GOGO. Program Perlindungan Kecelakaan Diri yang diberikan adalah senilai Rp 1 juta selama 45 hari bagi pelanggan yang mengaktifkan Esia GOGO.


Kerjasama ini ditandatangi oleh Erik Meijer, Wakil Direktur Utama PT Bakrie Telecom Tbk dan Oemin Handajanto, President Director PT Asuransi Jiwa Mega Life, disaksikan oleh Ridzki Kramadibrata, Executive Vice President EVP Marketing, Product & CRM PT. Bakrie Telecom, Tbk dan Liarny, Marketing Director Asuransi Jiwa Mega Life.

(gambar diunduh dari bakrietelecomblog.com) Selengkapnya...

HONDA, Sahabat Kita Semua


Pabrikan raksasa Honda membuktikan diri sebagai pabrikan milik semua orang. Pabrikan yang telah didirikan oleh Soichiro Honda, sebagai pelopor sepeda motor 4 tak pilihan khalayak. Betapa tidak, beberapa produk yang diluncurkan selalu jadi incaran siapa saja. Baik masyarakat kecil maupun masyarakat menengah ke atas. Mereka tetap mencari produk-produk terbaru honda sebagai ’teman’ kemana saja pergi. 

Sebut saja beberapa produk baru, yang sekarang ditengah persaingan dengan pabrikan raksasa lainnya, Honda tetap mendapatkan hati di masyarakat. Mulai dari varian bebek, varian matic sampai varian motor sport. Setiap dari produk yang ada membidik segmen yang berbeda-beda. Tua muda, cewek cowok, laki-laki maupun perempuan. Semua bisa memilih sesuai selera dan tebal tipisnya dompet.

Hemat kata, kita pilih satu atau lebih produk honda sesuai dengan selera dan tipe kepribadian kita.

So, setiap orang pasti mencari sesuatu yang ekonomis dan efesien. Sehingga ketika memilih sesuatu pada saat membeli apa pun akan memilih dan memilah. Prinsip ekonomi pun kadang ikut campur dalam memlihnya. Dengan mengeluarkan budget yang kecil akan tetapi mendapatkan sesuatu yang berkualitas. Seandainya prinsip diatas diterapkan ketika kita memilih alat transportasi sehari-hari, kiranya jatuh pada pabrikan mana?

Bagi kita yang paham akan keberadaan honda, pastilah pinangan akan jatuh pada Honda. Yang akan menemani kemana saja kita pergi, menemani kerja kita, menemani keluarga kita, menemani perjalanan baik jauh maupun dekat. Yang jelas pastilah ia mampu menjadi sahabat setia. Mengapa?

Pertama, bersahabat dengan dompet kita. Coba lihat, betapa iritnya sepeda motor Honda. Semua di konsep menjadi sepeda motor irit. Sehingga dapat disimpulkan kalau motornya saja irit, pastinya kantong dan dompet kita tak mudah kempes. Hemat pangkal kaya. Yang jelas, motor irit pasti honda.

Kedua, bersahabat dengan alam maka ramah lingkungan. Ini sebagai wujud honda yang ikut serta dalam menyukseskan program go green dan juga stop global warming. Didukung dengan teknologi PGM-FI, pastinya honda mampu ikut serta menjaga lingkungan agar tetap hijau. Save the world, save the ozone dengan mengurangi asap kendaraan bermotor yang mengandung CO2. Berkurang asap kendaraan berarti mengurangi polusi udara. Mengurangi polusi udara berarti kita peduli akan lingkungan sehat. Peduli lingkungan sehat berarti kita sayang anak cucu kita yang hidup setelah kita sebagai generasi mendatang. Gimana? Setuju kan? 

Ketiga, bersahabat dengan gaya kita. Beberapa produk honda tampil lebih dinamis dan lebih atraktif, menjadikan honda lebih bergaya. Ini selaras dengan bombardir pabrikan honda yang meluncurkan sepeda motor yang berkelas, berkualitas, lebih fashionable, dan dengan konsep futuristik sehingga cocok dengan jaman. Ini semua menjadikan para pengendaranya lebih gagah, lebih stylish dan lebih keren. Sehingga jauh dari terkesan katrok alias ketinggalan jaman. 

Wal hasil, ibarat sahabat sejati yang merupakan seorang teman yang akan menemani kita di setiap saat, baik suka maupun duka. Senang maupun sedih. Kiranya Honda, mampu menjadi sahabat kehidupan sehari-hari kita, dalam segala keadaan. Honda yang hadir dengan kualitas tangguh dan tidak diragukan lagi, mampu menjadi sahabat diri sendiri dan sahabat keluarga kita maupun orang disekitar kita. Whatever, wherever, whenever and forever. 
Masih gak percaya kalau honda sahabat yang berkualitas dan berkelas? Tanyakan pada Honda, Raja Motor 4 Tak. (red) Selengkapnya...

5 Resep keberhasilan Honda

  1. Selalulah berambisi dan berjiwa muda.
  2. Hargailah teori yang sehat, temukan gagasan baru, khususkan waktu memperbaiki produksi.
  3. Senangilah pekerjaan Anda dan usahakan buat kondisi kerja Anda senyaman mungkin.
  4. Carilah irama kerja yang lancar dan harmonis.
  5. Selalu ingat pentingnya penelitian dan kerja sama. Selengkapnya...

SOICHIRO HONDA : "Lihat Kegagalan Saya"

  Saat merintis bisnisnya Soichiro Honda selalu diliputi kegagalan.
  Ia sempat jatuh sakit, kehabisan uang, dikeluarkan dari kuliah.
  Namun ia trus bermimpi dan bermimpi...

  Cobalah amati kendaraan yang melintasi jalan raya.
  Pasti, mata Anda selalu terbentur pada Honda, baik berupa mobil
  maupun motor. Merk kendaran ini menyesaki padatnya lalu lintas,
  sehingga layak dijuluki "raja jalanan".

  Namun, pernahkah Anda tahu, sang pendiri "kerajaan" Honda -
  Soichiro Honda - diliputi kegagalan. Ia juga tidak menyandang gelar
  insinyur, lebih-lebih Profesor seperti halnya B.J. Habibie, mantan
  Presiden RI. Ia bukan siswa yang memiliki otak cemerlang. Di kelas,
  duduknya tidak pernah di depan, selalu menjauh dari pandangan guru.

  "Nilaiku jelek di sekolah. Tapi saya tidak bersedih, karena dunia
  saya disekitar mesin, motor dan sepeda," tutur tokoh ini,
  yang meninggal pada usia 84 tahun, setelah dirawat di RS Juntendo,
  Tokyo, akibat mengindap lever.

  Kecintaannya kepada mesin, mungkin 'warisan' dari ayahnya yang membuka
  bengkel reparasi pertanian, di dusun Kamyo, distrik Shizuko, Jepang
  Tengah, tempat kelahiran Soichiro Honda. Di bengkel, ayahnya memberi
 cathut
  (kakak tua) untuk mencabut paku. Ia juga sering bermain di tempat
  penggilingan padi melihat mesin diesel yang menjadi motor penggeraknya.

  Di situ, lelaki kelahiran 17 November 1906, ini dapat berdiam diri
  berjam-jam. Di usia 8 tahun, ia mengayuh sepeda sejauh 10 mil, hanya
  ingin menyaksikan pesawat terbang.

  Ternyata, minatnya pada mesin, tidak sia-sia. Ketika usianya 12 tahun,
  Honda berhasil menciptakan sebuah sepeda pancal dengan model rem kaki.
  Tapi, benaknya tidak bermimpi menjadi usahawan otomotif.
  Ia sadar berasal dari
  keluarga miskin. Apalagi fisiknya lemah, tidak tampan, sehingga
  membuatnya rendah diri.

  Di usia 15 tahun, Honda hijrah ke Jepang, bekerja Hart Shokai Company.
  Bosnya, Saka Kibara, sangat senang melihat cara kerjanya. Honda teliti
  dan cekatan dalam soal mesin. Setiap suara yang mencurigakan, setiap
  oli yang bocor, tidak luput dari perhatiannya. Enam tahun bekerja
  disitu, menambah wawasannya tentang permesinan. Akhirnya, pada usia
  21 tahun, bosnya mengusulkan membuka suatu kantor cabang di Hamamatsu.
  Tawaran ini tidak ditampiknya.

  Di Hamamatsu prestasi kerjanya tetap membaik. Ia selalu menerima
  reparasi yang ditolak oleh bengkel lain. Kerjanya pun cepat memperbaiki

  mobil pelanggan sehingga berjalan kembali. Karena itu, jam kerjanya
  larut malam, dan terkadang sampai subuh. Otak jeniusnya tetap kreatif.
  Pada zaman itu, jari-jari mobil terbuat dari kayu, hingga tidak baik
  meredam goncangan. Ia punya gagasan untuk menggantikan ruji-ruji itu
  dengan logam. Hasilnya luarbiasa. Ruji-ruji logamnya laku keras,
  dan diekspor ke seluruh dunia. Di usia 30, Honda menandatangani
  patennya yang pertama.

  Setelah menciptakan ruji, Honda ingin melepaskan diri dari bosnya,
  membuat usaha bengkel sendiri. Ia mulai berpikir, spesialis apa yang
  dipilih?
  Otaknya tertuju kepada pembuatan Ring Pinston, yang dihasilkan oleh
  bengkelnya sendiri pada tahun 1938. Sayang, karyanya itu ditolak oleh
  Toyota, karena dianggap tidak memenuhi standar. Ring
  buatannya tidak lentur, dan tidak laku dijual. Ia ingat reaksi
  teman-temannya terhadap kegagalan itu.
  Mereka menyesalkan dirinya keluar dari bengkel.

  Kuliah
  Karena kegagalan itu, Honda jatuh sakit cukup serius. Dua bulan
  kemudian, kesehatannya pulih kembali. Ia kembali memimpin bengkelnya.
  Tapi, soal Ring Pinston itu, belum juga ada solusinya. Demi mencari
  jawaban, ia kuliah lagi untuk menambah pengetahuannya tentang
  mesin. Siang hari, setelah pulang kuliah - pagi hari, ia langsung ke
  bengkel, mempraktekan pengetahuan yang baru diperoleh. Setelah dua
  tahun menjadi mahasiswa, ia akhirnya dikeluarkan karena jarang
  mengikuti kuliah.

  "Saya merasa sekarat, karena ketika lapar tidak diberi makan,
  melainkan dijejali penjelasan bertele-tele tentang hukum
  makanan dan pengaruhnya," ujar Honda, yang gandrung balap mobil.
  Kepada Rektornya, ia jelaskan maksudnya kuliah bukan mencari ijasah.
  Melainkan pengetahuan. Penjelasan ini justru dianggap penghinaan.

  Berkat kerja kerasnya, desain Ring Pinston-nya diterima. Pihak Toyota
  memberikan kontrak, sehingga Honda berniat mendirikan
  pabrik. Eh malangnya, niatan itu kandas. Jepang, karena siap perang,
  tidak memberikan dana. Ia pun tidak kehabisan akal mengumpulkan modal
  dari sekelompok orang untuk mendirikan pabrik. Lagi-lagi musibah
 datang.
  Setelah perang meletus, pabriknya terbakar dua kali.

  Namun, Honda tidak patah semangat. Ia bergegas mengumpulkan
 karyawannya.
  Mereka diperintahkan mengambil sisa kaleng bensol yang dibuang oleh
  kapal Amerika Serikat, digunakan sebagai bahan mendirikan pabrik.
  Tanpa diduga, gempa bumi meletus menghancurkan pabriknya, sehingga
  diputuskan menjual pabrik Ring Pinstonnya ke Toyota. Setelah itu,
  Honda mencoba beberapa usaha lain. Sayang semuanya gagal.

  Akhirnya, tahun 1947, setelah perang Jepang kekurangan bensin. Di sini
  kondisi ekonomi Jepang porak-poranda. Sampai-sampai Honda tidak dapat
  menjual mobilnya untuk membeli makanan bagi keluarganya. Dalam keadaan
  terdesak, ia memasang motor kecil pada sepeda.
  Siapa sangka, "sepeda motor" - cikal bakal lahirnya mobil Honda - itu
  diminati oleh para tetangga. Mereka berbondong-bondong memesan,
  sehingga Honda kehabisan stok. Disinilah, Honda kembali
  mendirikan pabrik motor.
  Sejak itu, kesuksesan tak pernah lepas dari tangannya. Motor Honda
  berikut mobinya, menjadi "raja" jalanan dunia, termasuk Indonesia.

  Bagi Honda, janganlah melihat keberhasilan dalam menggeluti industri
  otomotif. Tapi lihatlah kegagalan-kegagalan yang dialaminya.
  "Orang melihat kesuksesan saya hanya satu persen. Tapi, mereka
  tidak melihat 99% kegagalan saya", tuturnya. Ia memberikan
  petuah ketika Anda mengalami kegagalan, yaitu mulailah bermimpi,
  mimpikanlah mimpi baru.

  Kisah Honda ini, adalah contoh bahwa Suskes itu bisa diraih seseorang
  dengan modal seadanya, tidak pintar di sekolah, ataupun
  berasal dari keluarga miskin. Selengkapnya...

SPASI, Tetap Semangat untuk Terus Membangun Diri



Sepak terjangnya dalam bermain musik masih tergolong baru. Tapi semangat untuk merubah diri menjadi lebih baik menjadi semangat tersendiri bagi mereka. Bagaimana proses terbentuknya Spasi dari SMA POMOSDA? Berikut sedikit ulasannya.

 

Tanggal 5 Agustus lalu, hari kedua school band contest, IKCC digebrak lagi dengan permainan band pelajar. Gitaris yang berbadan tambun dengan piawai memetik senar-senar gitar. Alunan melodi lagu Beraksi punya Kotak pun terdengar membangunkan semangat seisi IKCC Kediri. Dia adalah Bayu. Demikian biasanya teman-temannya memanggil. Dia adalah leader dalam Spasi. 

”Spasi sebenarnya nama yang diambil sebagai kepanjangan dari kelas kami belajar di SMA POMOSDA. Sebelas IPA Satu yang disingkat Spasi,” jelas pemuda yang berasal dari Tulungagung tersebut. 

Lebih lanjut dia menceritakan, bahwa terbentuknya band tersebut tanpa sengaja. Tepatnya setahun yang lalu, ada acara Pecan Kreatifitas Santri (PKS). Nah, saat itulah di POMOSDA mengadakan lat musik. Yakni seperangkat alat band. Di malam terakhir untuk acara penutupan dan malam inaugurasi diadakan pentas seni. ”Nah, kami bersama teman-teman mengajukan untuk ikut serta menampilkan ketrampilan bermusik kami. Dan oleh pembimbing disetujui, ya kami tancap gas,” lanjutnya sambil tersenyum. 

Tampil pertama kali sukses memukau teman-teman santri di POMOSDA. Saat itu tepuk tangan membahana di Balairung POMOSDA. Apalagi malam itu pihak PD Pro (even organizer punya POMOSDA, red) mendatangkan Home Band. Band yang biasa naik stage di sekolah-sekolah kawasan Nganjuk. ”Rasanya surprise,” tambahnya.
Saat kami tanya mengapa mengambil nama Spasi, Bayu menjelaskan, bahwa nama itu terinspirasi dari asal kelas mereka belajar. Kebetulan grup tersebut terbentuk saat kelas sebelas. ”Jadi ya kasih aja nama yang simple, Spasi. Sebelas IPA Siji,” terang siswa yang juga hobby tenis meja itu. 

Spasi sendiri terdiri dari 6 personil. Mereka adalah Bayu pada gitar I, Dhimas pada gitar II, Handy pada Bass, Faiz pada drum, Rocky pada vocal dan Bella pada vokal. Mereka berenam berasal dari kelas yang sama. Meski demikian perjalanan terbentuknya grup tersebut tidaklah mudah. Ini dikarenakan skill bermain musik mereka yang masih tergolong pemula. ”Kami masih amatiran, jadi kami merasa sangat perlu berlatih lebih. Tidak seperti Ken A’ Rock SMADA Pare yang sudah tinggi jam terbangnya,” tambah Faiz dengan terbahak. 

Sedangkan dalam menghadapi School Band Contest dalam Komu School Contest 2009 ini, mereka didampingi oleh seorang pendamping yang juga hobby bermusik. Mereka berlatih secara marathon untuk bisa tampil prima dan maksimal. Meski banyak kendala, akhirnya pada tanggal 5 Agustus lalu, mereka bisa unjuk kebolehan di hadapan pengunjung School Contest 2009. Yang kebetulan dilaksanakan bareng Super Pesta Buku Murah 2009 yang digelar Buka Buku Production Jogja. 

Meski demikian Spasi merasa kurang puas dalam penampilannya. Tak pelak kritikan pedas terlontar dari dewan juri. Kurang kompak, masih bermain sendiri adalah salah satu kalimat kritik yang keluar dari Pak Wahab CB dan Pak Hanis dari Radar Kediri. ”Masih sangat jauh sekali, kami masih perlu banyak latihan untuk tampil kompak dan terus mengasah ketrampilan bermusik kami,” pungkas Bayu yang diamini oleh seluruh personil.
(rsm) Selengkapnya...

 

THE AGENT OF CHANGE Copyright © 2008 Black Brown Pop Template by Ipiet's Blogger Template